Pernah dengar Desa Jipang? Desa Jipang berada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Di sini ada sebuah kerajaan. Namanya Kerajaan Jipang Panolan.

Raja Jipang, Pangeran Raja Adipati (PRA) Barik Barliyan Surowiyoto bercerita asal muasal kerajaan ini. Kerajaan ini merupakan perkumpulan 'trah' Raja Adipati Jipang dan dipimpinnya. Untuk mewadahi trah itu mereka membentuk sebuah yayasan. Yayasan Keraton Jipang namanya.

Yayasan Keraton Jipang sangat erat dengan cerita Arya Penangsang atau Arya Jipang yang memerintah pada pertengahan abad ke-15.

Baca juga: Desa Keseneng, Tempat Mandi Para Bidadari

Kala itu, Arya Penangsang yang disebut sebagai Raja Demak ke-5 atau penguasa terakhir Demak memboyong pusat pemerintahan Kerajaan Demak ke Jipang.

Wilayah pusat Kerajaan Demak yang baru, saat ini ada di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Masa itu dikenal dengan sebutan "Demak Jipang".

Mengutip Kompas.com, kisah tentang Arya Penangsang ini tercantum dalam beberapa serat dan babad yang ditulis ulang pada periode bahasa Jawa Baru (abad ke-19), seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda.

Pada Serat Kanda dijelaskan, ayah dari Arya Penangsang adalah Surowiyoto atau Raden Kikin atau sering disebut Pangeran Sekar.

Surowiyoto adalah putra Raden Patah, Raja Demak yang pertama. Pemerintahan Demak yang telah dipindahkan ke Jipang dianggap tidak sah karena saat itu Sunan Prawoto (Raja Demak ke-4) dibunuh oleh utusan Arya Penangsang.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Aparatur Desa Masuk Kelompok Prioritas

Padahal Sunan Prawoto adalah raja baru di Demak setelah raja sebelumnya yakni Sultan Trenggana terbunuh di Situbondo.

Tak puas, penguasa daerah Demak melawan Arya Penangsang. Pada tahun 1554, Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya atau Joko Tingkir di peperangan besar di dekat Bengawan Sore.

Demak Jipang pun runtuh dan digantikan oleh Kesultanan Pajang. "Kami bukan mendirikan kerajaan baru, namun hanya nguri-nguri budaya," kata Barik Barilyan seperti dilansir Kompas.com.

Menurut Barik, wilayah Kerajaan Jipang meliputi Kabupaten Blora, Pati Lasem Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro.

Nama Jipang, yang biasa disebut masyarakat dengan 'Jipang Panolan' adalah dua daerah yang berbeda. Desa Jipang menjadi bagian Kecamatan Cepu, sedangkan Desa Panolan masuk wilayah Kecamatan Kedungtuban. Keduanya bagian dari Kabupaten Blora.

Semasa Arya Penangsang berkuasa, nama Jipang tanpa Panolan. Nama Jipang Panolan, adalah nama semasa Jipang dikuasai Kerajaan Pajang sebagai kadipaten penuh, di mana pusat pemerintahan yang semula di Kotaraja Jipang dipindahkan ke Desa Panolan.

Baca juga: Svargabumi, Memanjakan Penggemar Selfie

"Sejak itulah Jipang menjadi Kadipaten dengan nama Kadipaten Jipang Panolan," ujar Barik seperti dinukul Liputan6.com.

Di Desa Jipang, terdapat sebuah situs makam Gedong Ageng Jipang. Di area inilah bekas Keraton Kerajaan Jipang.

Makam Gedong Ageng adalah petilasan tempat Arya Penangsang dahulu sering berziarah dan menyepi mengenang leluhur. Sementara itu, pendopo baru sekarang diperkirakan tempat di mana pendopo kadipaten Jipang pada masa lalu berdiri.

Keraton Jipang muncul di publik melalui pagelaran budaya pada tahun 2014.

"Kami hanya ingin mengangkat sektor pariwisata melalui sejarah kerajaan jipang," kata Barik.

Karena tak ada tujuan lain, munculnya kerajaan ini mendapat dukungan pemerintah Blora dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Pak Barik Barilyan yang mengaku keturunan Arya Penangsang ingin melestarikan sejarah leluhurnya. Mendukung sektor pariwisata juga. Kegiatannya hanya saat kirab budaya pada waktu waktu tertentu," kata Wakil Bupati Blora, Arief Rohman.