Diana, 50 tahun, pengurus PKK Dusun Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo, sekilas terlihat seperti ibu rumah tangga biasa, namun ternyata memiliki peran yang tidak biasa. Dialah penggerak Bank Sampah PISANG KURMA yang merupakan mitra usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Panggungharjo.
Pengumpulan sampah plastik, kertas dan sampah kering lain adalah salah satu usaha Bumdes Panggungharjo yang melibatkan warga. Selain sampah kering, Bumdes Pangungharjo juga memiliki usaha pengolahan sampah basah untuk dijadikan pupuk yang dinamakan KUPAS (Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah). Usaha ini juga memberikan manfaat langsung pada warga.
Terobosan bisnis Bumdes Panggungharjo yang juga langsung melibatkan warga desa adalah usaha pengumpulan minyak jelantah atau minyak bekas pakai.
Agustini, 54 tahun, Ketua Dasawisma Setiaboma, Dusun Dongkelan, Panggungharjo, mengkoordinir anggota Dasawisma mengumpulkan minyak jelantah untuk kemudian dijual ke BUMDES.
Dalam usaha minyak jelantah ini, BUMDES Panggungharjo memiliki kontrak usaha dengan perusahaan besar yang membutuhkan jelantah untuk diolah menjadi biodiesel.
"Kami diminta menyediakan 5000 liter jelantah setiap bulan oleh perusahaan itu," jelas Eko Pambudi, Direktur Bumdes Panggungharjo.
Jumlah itu sangat besar sehingga semua warga digerakkan ikut menyetor jelantah. Bumdes membeli jelantah dari warga seharga 4000 rupiah per liter. "Bank Sampah Pisang Kurma juga ikut mengajak warga mengumpulkan jelantah selain sampah kering," ujar Diana.
Ini merupakan jenis usaha yang sederhana namun berdampak langsung pada peningkatkan ekonomi warga. "Usaha jelantah juga sekaligus mengajak warga untuk hidup sehat karena jelantah tidak baik untuk kesehatan," tutur Agustini.
Dari pemasukan usaha jelantah, Dasawisma Setiaboma bisa membiaya kegiatan-kegiatan mereka. Sementara Bank Sampah Pisang Kurma setiap bulan bisa mendapat sekitar satu juta rupiah per bulan dari hasil penjualan sampah.
Menurut Eko Pambudi, semua terobosan bisnis Bumdes Panggungharjo memang dilakukan dengan tujuan melibatkan sebanyak mungkin warga secara langsung. (FRG)