Indonesia bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaran MotoGP pada 2021 mendatang. Ini merupakan untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.
Untuk menyambut event besar ini, sejumlah persiapan telah dilakukan. Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus dikebut pengerjaannya di tengah pandemi. Jalanan di kawasan ekonomi khusus itu akan disulap menjadi venue yang representatif untuk mendatangkan kembali MotoGP, yang telah absen selama 23 tahun dari Tanah Air.
Event ini tentu tak akan disia-siasakan. Termasuk oleh wilayah yang ada di sekitar tempat itu. Agar mereka merasakan dampak dari penyelenggaraan hajatan itu, sejumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diminta untuk menyiapkan sejumlah homestay dan tempat wisata.
"Saya mengusulkan alokasi anggaran dana desa dialihkan untuk pembangunan homestay pada empat kecamatan di sekitar Kawasan Mandalika," kata Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar saat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) yang membahas Persiapan Penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2021 secara virtual, Selasa lalu.
Adapun empat kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Pujut, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Timur, dan Kecamatan Jero Waru.
Kemendes PDTT sendiri diberi tugas untuk mengembangkan empat kabupaten dan 787 desa di Kawasan Pariwisata Super Prioritas Mandalika.
"Alokasi anggaran yang digunakan untuk pengembangan itu Rp 9,4 miliar," kata Halim.
Saat ini, Kemendes PDTT mengorientasikan multiplier effect event MotoGP untuk membantu warga desa. Selain itu, Kemendes PDTT juga tengah berupaya mengembangkan ekonomi lokal.
Salah satu pengembangannya adalah membangun homestay, digitalisasi promosi dan pemasaran kultur, maupun keindahan di kawasan pariwisata Mandalika.
Untuk pengelolaan homestay ini, kata Halim, BUMDes bisa bekerja sama dengan masyarakat menggunakan sistem bagi hasil.
Menurutnya, jika alokasi dana semula Rp 9,4 miliar ditambahkan dengan dana desa, maka bisa membangun 752 homestay.
"Sistematikanya, potensi dana di Kemendes PDTT Rp 9,4 miliar sebagai stimulan atau hibah ke BUMdes dan potensi sekitar 25 persen sebesar Rp 20,7 miliar," kata Halim.
Jika dijumlah, maka akan terkumpul dana Rp 31 miliar untuk 51 desa.
Asumsinya, untuk satu homestay menghabiskan Rp 40 juta, maka terbangun 752 homestay.
Untuk merealisasikan hal itu, Kemendes PDTT pada November lalu telah menerjunkan tim khusus ke kawasan Mandalika.
Hingga Januari 2021, Kemendes PDTT di Mandalika akan mengidentifikasi potensi dan masalah di lapangan.
Sementara untuk pembangunan homestay direncanakan pada Februari dan selesa pada Juni 2021. "Langkah berikutnya, kami akan menggelar promosi di Official Website Mandalika Grand Prix Association (MGPA)," ujarnya.
Selain itu, Kemendes PDTT juga akan menginventarisir desa wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) agar bisa dikunjungi wisawatan.