Indonesia punya kekayaan adat dan budaya. Dari data yang ada tercatat, Indonesia punya 133 desa adat.
Desa ini tersebar dari tanah Aceh hingga Papua. Namun dari ratusan itu, ada beberapa desa adat yang namanya mendunia. Kami ambilkan lima desa adat namanya dikenal internasional.
1. Suku Kajang Ammatoa, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Suku Kajang Ammatoa sampai sekarang dikenal masih memegang teguh adat istiadat leluhurnya. Suku ini ini berdiam di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Suku ini percaya, tempat tinggal mereka ini merupakan tanah pertama yang dihuni manusia (to manurung). Karenanya, desa ini dinamakan Tana Toa.
Desa adat Kajang Ammatoa punya luas 331,17 hektare. Desa ini berjarak 56 km dari Kota Bulukumba.
Dikutip dari Makassarinside.com, suku ini punya beberapa, di antaranya:
- Menolak Teknologi
Segala sesuatu yang berbau teknologi akan di tolak di sini. Anda tidak akan menjumpai produk-produk teknologi modern seperti listrik, televisi, kulkas, dan telepon selulur. Menurut mereka, teknologi akan merusak kelestarian alam.
- Pakaian Serba Hitam
Berkunjung ke sini, Anda akan melihat pakaian suku ini seragam. Semuanya serba hitam.
Warna hitam diartikan sebagai bentuk persamaan dalam segala hal. Selain itu juga memiliki arti menunjukkan kekuatan dan kesamaan derajat dihadapan sang pencipta.
- Rumah Panggung Seragam dan Tak Menggunakan Paku
Bahan rumah yang digunakan seragam. Mulai dari bahan, besarnya, dan arah bangunannya.
Keseragaman maksud untuk menghindari saling iri di antara mereka sendiri. Sifat iri, menurut mereka akan bisa merusak lingkungan. Karena ini menjaga lingkungan di sini sangat dijunjung tinggi.
Rumah mereka berbentuk panggung yang terbuat dari papan ini dibangun tanpa menggunakan satupun paku besi. Mereka hanya menggunkan pasak dari kayu sebagai pengganti paku.
- Tradisi Bakar Linggis
Dalam hukum adat kajang dikenal dengan Tunu Panroli atau tradisi bakar linggis.
Biasanya tradisi ini dilaksanakan apabila telah terjadi kehilangan atau pencurian di kawasan adat.
2. Kampung Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Kampung ini telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs kekayaan dunia. Desa Wae Rebo berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Karena terletak di ketinggian, desa ini kerap disebut desa "di atas awan."
- Tujuh Rumah Utama
Suku Wae Rebo memiliki tujuh rumah adat yang disebut Mbaru Niang. Rumah berbentuk kerucut ini ditempati bersama. Setiap rumah dihuni oleh enam hingga delapan keluarga. Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan atap daun lontar dan ditutupi ijuk.
- Hari Spesial
Mengutip Kompas.com, suku adat Wae Rebo punya hari spesial. Setiap November, warga di Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti, yaitu perayaan untuk mengucapkan rasa syukur berkat hasil panen yang didapatkan dalam setahun serta memohon keharmonisan dan perlindungan.
- Keturunan Minang
Meski berada di Manggarai Barat, NTT, namun warga desanya mengklaim mereka keturunan Minang, Sumatera Barat. Dulu katanya, Empo Maro, nenek moyang Wae Rebo berasal dari Minangkabau yang merantau hingga ke Flores dan berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menetap di kawasan yang sekarang menjadi Desa Wae Rebo ini.
3. Desa Dayak Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur
Desa ini terletak 23 km dari Pusat Kota Samarinda. Desa Adat Pampang sangat dekat dari Bandara APT Pranoto Samarinda.
Mengutip Detik.com, suku Dayak Pampang punya kegiatan rutin setiap Minggu siang. Di sini mereka punya kegiatan atraksi seni tari tradisional khas suku Dayak Kenyah.
Selain bisa menyaksikan atraksi, Anda bisa juga menikmati Sungai Pampang. Butuh 1,5 jam dari Lamin Utama Desa Pampang menuju Sungai Pampang. Sungai ini punya 3 air terjun dan banyak mata air serta kolam alam yang cukup besar. Sungai Pampang diapit tebing yang indah.
4. Desa Adat Sijunjung, Sijunjung, Sumatera Barat
Desa Adat Sijunjung ada di Desa Koto Padang Ranah dan Tanah Bato, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 110 kilometer dari pusat Kota Padang.
Mengutip Liputan6.com, dari kantor Bupati Sijujung hanya butuh waktu 15 menit menuju desa ini. Jembatan sepanjang 200 meter yang membentang di Batang Sukam menjadi pintu masuk ke Desa Adat Sijunjung. Patung perempuan berpakaian adat yang menjunjung bekal setinggi sekitar empat meter sebagai pertanda memasuki perkampungan adat. Patung ini dikenal dengan nama Puti Junjung. Puti merupakan sebutan untuk seorang perempuan bangsawan di Minang atau lebih akrab disebut dengan 'putri'.
Bangunan tua bergaya 'Rumah Gadang' (rumah adat Minang) saling berhadap-hadapan mewarnai sepenggal jalan sepanjang satu kilometer.
Desa adat Sijunjung diyakini sudah ada sejak abad XII.
5. Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat
Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Letak kampung ini berada di lembah.
Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang masih melestarikan tradisi dan budaya leluhurnya yakni budaya Sunda.
Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda di masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.