Sebanyak 560 warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban mendadak menjadi miliarder setelah menerima uang ganti untung dari PT Pertamina.

"Terakhir ada 225 orang yang setelah mendapat uang pembebasan lahan Kilang Pertamina. Mereka juga berinvestasi di tanah," ujar Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto seperti dilansir suara.com.

Data Desa Sumurgeneng menyebut, dari 2.700 warga ada 560 orang warga mendapatkan ganti untung pembebasan lahan. Sebanyak 560 orang ini ada yang memiliki lebih dari satu bidang tanah.

Besaran ganti untung bervariasi. Untuk tanah berada di pinggir jalan dihargai Rp 800 ribu per meter. Sedangkan tanah yang lokasinya masuk di dalam, dihargai Rp 600 ribu permeternya. Harga tersebut mengalami lonjakan beberapa kali lipat dari sebelumnya.

Menurut Gihanto, rata-rata warga Desa Sumurgeneng mendapatkan uang ganti untung sebesar Rp 8 miliar.

"Ada yang terima sampai Rp 26 miliar. Paling banyak itu Rp 28 miliar," kata Gihanto seperti ditulis BBCIndonesia.com.

Karena mendapat menjadi miliarder dadakan itu, sudah ada 180 mobil baru yang dibeli warga dengan merek dan harga yang bervariasi.

Baca juga: Takut divaksin covid-19, sejumlah warga ngumpet di hutan

Pembelian itu terjadi sejak pencairan pertama proyek pembebasan lahan pada Maret 2020 silam. Hingga Februari 2021 ini sudah ada beberapa kali pencairan. Sejak adanya pencairan itu, sales wira-wiri datang ke desa itu untuk menawari mobil-mobil baru ke warga.

Siti Nurul Hidayatin (32), salah satu miliarder baru Desa Sumurgeneng, mengaku tak pernah menyangka bakal mendapat rezeki besar itu. Ia punya tanah seluas 2,7 hektar dan dihargai Pertamina Rp 18 miliar.

Ia mengaku uang yang diterima itu digunakan untuk membeli tiga mobil, deposito, bangun taman pendidikan anak (TPA), dan simpanan usaha. "Dua mobil yaitu Innova dan HRV, lalu ada mobil pickup buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," ujar Nurul seperti dinukil Kompas.com

Dari uang yang didapat itu rencananya juga akan digunakan untuk membuat konveksi dan ternak ayam petelur. Selain itu, ibu satu anak ini juga akan memberangkatkan haji sekeluarga. Total ada sembilan orang yang bakal diberangkatkan ke tanah suci, termasuk suami, sepupu, dan orang tuanya.

Baca juga: Kepala desa berprestasi akan diberi "hadiah"

Data pemerintah Desa Sumurgeneng menyebut, 90 persen telah membeli mobil, 75 persen membeli tanah, dan 50 persen telah merenovasi rumah. Hanya sebagian kecil yang berinvestasi di usaha.

Agar warga tak menghambur-hamburkan uangnya untuk belanja konsumtif, Kantor Kecamatan Jenu terus melakukan sosialisasi ke warga. Di antaranya melakukan pelatihan yang difasilitasi Pertamina bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga, Surabaya, bulan lalu.

Salah satu materinya adalah pengelolaan keuangan keluarga, tidak bergaya hidup mewah dan tetap sederhana. Membelanjakan uang sesuai kepentingan dan kebutuhan sewajarnya.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung di Desa Wadung, Desa Kali Untu dan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu.

"Kami berharap kehidupan masyarakat di desa tetap terjaga," kata Camat Maftuchin Reza.

Dia berharap sebutan kampung miliarder tidak membuat masyarakatnya jadi konsumtif, tetapi tetap menjadi warga desa yang sederhana.