Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), akan fokus merevitalisasi kawasan transmigrasi ketimbang membuka kawasan transmigrasi baru.

Program revitalisasi tersebut merupakan wujud rasa terima kasih pemerintah pusat kepada keluarga besar transmigrasi yang telah bertahan selama bertahun-tahun di daerah transmigran. Di daerah baru itu mereka mampu menjadikan daerahnya menjadi produktif.

"Orang yang bisa bertahan di kawasan transmigrasi adalah bagian dari pahlawan-pahlawan kebanggaan Indonesia," kata Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi saat mengunjungi Desa Panca Tunggal, Kabupaten Bangka Selatan, Sabtu (21/11/2020). Desa Panca Tunggal merupakan salah satu kawasan yang pernah dijadikan daerah tujuan transmigrasi.

Alasan Halim menyebut para transmigran pahlawan, karena mereka bisa menjalani kehidupan baru di daerah transmigrasi itu. "Ini merupakan sesuatu yang sulit,” ujarnya.

Selain fokus revitalisasi, Halim juga telah menyiapkan beberapa daerah transmigrasi sebagai food estate atau daerah yang ditetapkan sebagai lumbung pangan baru di Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan.

“Misalnya, di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Kepulauan Riau ini juga terus kami upayakan untuk meningkatkan ketahanan pangan sehingga tidak perlu lagi impor apa pun,” kata Halim.

Indonesia, kata Halim, merupakan negara yang sangat makmur dan memiliki potensi alam yang luar biasa. Karena itu, sudah saatnya saat ini masyarakat bisa memaksimalkan pengelolaan potensi yang ada untuk bisa memenuhi kebutuhan bangsa sendiri. "Itulah yang kami sebut dengan kemandirian pangan,” katanya.

Pada kunjungan tersebut, Halim didampingi Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah, dan Kepala Pusat Data dan informasi (Pusdatin) Kemendes PDTT Ivanovich Augusta.

Selain mengunjungi warga transmigrasi, Halim juga menandatangani prasasti peresmian Embung Tirtayasa Wisata dan Taman Wisata Desa Panca Tunggal.

Dalam kesempatan itu, Halim melepas pengiriman perdana beras merah sebanyak 2 ton yang diproduksi rice milling plant (RMP) Batu Betumpang ke Jakarta.