Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (5/12/2021) pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Semeru sebanyak 14 orang. Artinya, jumlah korban meninggal bertambah satu orang dari yang dilaporkan sebelumnya 13 orang.

"Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 3 orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB Abdul Muhari dalam Konferensi Pers: Perkembangan Hari Kedua Pasca Erupsi Gunung Semeru di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/12/2021).

Berikut rincian korban meninggal yang ada di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.

Kecamatan Pronojiwo:
1. Poniyem (50 tahun)
2. Bawon Triono (33 tahun)
3. Yatifa
4. Luluk
5. Edy
6. Edy Pranowo

Kecamatan Candipuro
1. Dafa (14 tahun)
2. Siti (40 tahun)
3. 3 korban lainnya masih dalam proses identifikasi

Terdapat satu korban meninggal atas nama Besut (50 tahun) di Desa Sumberwuluh. Korban lainnya masih dalam proses identifikasi.

Sementara ada 56 orang mengalami luka. Dari jumlah itu 35 orang mengalami luka berat. Rinciannya:
1. 8 orang di Rumah Sakit dr. Haryoto
2. 16 orang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian
3. 3 orang di Rumah Sakit Bhayangkara
4. 8 orang di Puskesmas Penanggal

Sedangkan 21 orang lainnya menderita luka ringan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan, erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) sore itu juga menyebabkan 5.205 jiwa terdampak kejadian sebaran awan panas guguran. Jumlah ini kemungkinan masih bisa bertambah.

Berdasar data BPBD Kabupaten Lumajang, saat ini ada 1.300 jiwa mengungsi.

Atas kejadian ini, Bupati Kabupaten Lumajang Thoriqul Haq menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru selama 30 hari terhitung mulai 4 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022.