Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bersama Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI mengeluarkan hasil riset terbarunya. Riset ini merupakan evaluasi cepat atau rapid assesment terhadap dampak dana desa terhadap pemulihan ekonomi masyarakat desa di masa pandemi Covid-19.

Riset dilakukan pada November sampai Desember 2020 di Kota dan Kabupaten Bogor. Hasil riset dipublikasikan dalam diskusi desiminasi hasil riset dengan tema "Melihat Indonesia dari Angkasa: COVID-19, Dana Desa, dan Pemulihan Ekonomi Nasional" secara virtual pada Senin (25/1/2021).

Mengutip rilis Kemedesa yang diterima katadesa.id, metodologi dalam riset ini bukan hanya korelasi tetapi juga kausalitas dengan menggunakan cahaya malam hari (Nightlight), Facebook mobility, Google Mobility Indeks dan data dana desa sebagai inovasi data.

Hasil estimasi ekonometrika menunjukkan bahwa dana desa berkorelasi positif bagi peningkatan aktivitas ekonomi desa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktifitas ekonomi atau adanya cahaya malam hari.

Dari riset itu juga diketahui, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 10 bulan ini berdampak besar pada perekonomian di wilayah perkotaan dibandingkan di wilayah pedesaan. Perekonomian pedesaan masih mengalami peningkatan aktivitas ekonomi saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Bangun desa, Megawati sentil Jokowi

Kontan.co.id menulis, pengaruh dana desa terhadap perekonomian masing-masing daerah berbeda. Hasil yang cenderung lebih kuat terjadi pada desa-desa yang memiliki infrastruktur penunjang lain yang baik.

Di masa depan, kondisi ini bisa memunculkan potensi isu ketimpangan yang lebih tinggi antara desa yang maju dibandingkan desa yang tertinggal.

Hasil analisa di level Kabupaten Bogor, pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dana desa mengindikasikan dampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Bogor.

Aparat desa juga mengapresiasi adanya alokasi dana desa untuk BLT Dana Desa bagi penanggulangan dampak Covid-19. Dengan adanya alokasi itu, mitigasi dampak negatif Covid-19 dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Hasil analisa tersebut diperoleh menggunakan data cahaya lampu malam hari sebagai proxy untuk mengukur kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa. Inovasi penggunaan data cahaya lampu malam hari (nightlight) mampu mengatasi keterbatasan, ketersediaan data ekonomi tingkat desa yang real-time.

Baca juga: Empat pilar membangun desa cerdas

Data BPS di sektor pertanian yang menjadi sektor utama di wilayah pedesaan, menyebut pertumbuhan ekonomi di desa positif sebesar 2,19% (yoy). Pertumbuhan penyerapan tenaga kerjanya juga sebesar 2,23% pada tahun 2020.

Karena itu, kata tim Tim LPEM FEB UI, desa diharapkan bisa menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.

Manfaat dana desa sebagai penggerak perekonomian desa juga terungkap dalam workshop monitoring dan evaluasi penyaluran dan penggunaan dana desa yang diselenggarakan Kementerian Keuangan, November lalu.

"Terbukti penduduk miskin di perdesaan dari tahun 2015 sampai 2019 turun cukup drastis. Tahun 2015 jumlah penduduk miskin perdesaan 17,89 juta, sedangkan tahun 2019 turun menjadi 14,93 juta,” kata Kepala Kanwil DJPb Provinsi Jawa Tengah, Sulaimansyah.