Berwisata kuliner, mengunjungi tempat-tempat makan yang unik dan menarik, selalu diminati banyak orang. Indonesia memang sangat kaya dengan keanekaragaman kuliner. Terdapat potensi ekonomi yang besar di balik kekayaan kuliner ini jika dapat mengelolanya dengan baik, termasuk bagi masyarakat desa.
Setiap desa dapat mengembangkan variasi makanan tradisional yang berbeda-beda. Rasa yang orisinal, cara memasak tradisional, bahan makanan yang mungkin hanya bisa ditemukan di wilayah sekitar desa itu, menjadikan wisata kuliner desa memiliki potensi kuat untuk dikembangkan sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat desa.
Pertanyaannya adalah, bagaimana mempromosikan keunikan kuliner desa ini agar dikenal masyarakat luas?
Di masa kini, salah satu cara yang efektif adalah dengan memanfaatkan media sosial (medsos) dengan baik dan maksimal.
Jika Anda rajin membuka medsos, entah Instagram, TikTok, YouTube, dll., Anda akan sering jumpai berbagai macam video seputar wisata kuliner. Para kreator konten mengunjungi tempat makan tertentu, mencoba mencicipi menu yang tersedia, lalu mengulas rasanya.
Sering kali, video-video itu lalu jadi viral, ditonton sangat banyak orang. Tempat makan yang diulas jadi terkenal dan kebanjiran pengunjung. Pedagangnya jadi beruntung. Ini contoh bagaimana medsos bisa menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan kekayaan kuliner desa.
Keunggulan medsos
Keunggulan memanfaatkan medsos antara lain, pertama, jangkauannya luas. Media sosial memungkinkan informasi tentang wisata kuliner desa disebarkan nyaris tanpa batas sehingga menjangkau audiens yang amat luas dan cepat.
Kedua, konten audio-visual. Medsos masa kini memungkinkan pengguna mengunggah konten berupa video. Ini jelas lebih menarik dibandingkan konten yang hanya berupa teks, foto, dan suara. Dengan demikian, konten berupa kekayaan dan keunikan kuliner desa bisa dikemas semenarik mungkin.
Ketiga, bersifat interaktif. Medsos memungkinkan interaksi langsung dengan audiens. Misalnya dengan memanfaatkan kolom komentar atau melalui siaran langsung. Ini berguna untuk memberikan tambahan informasi, menanggapi pertanyaan, dan meningkatkan ikatan emosional.
Keempat, biayanya efisien. Dibandingkan dengan metode promosi lainnya, penggunaan medsos lebih murah, apalagi jika mengingat jangkauannya yang tak terbatas.
Langkah mengembangkan desa wisata kuliner
Setiap pelaku usaha kuliner desa memang bisa melakukan promosi sendiri-sendiri. Namun, akan lebih efektif jika promosi itu dilakukan secara kolektif. Pemerintah desa atau kelompok karang taruna dapat memelopori langkah ini, yakni dengan mengemas desanya menjadi sentra wisata kuliner yang menonjol.
Keuntungan promosi kolektif ini adalah untuk mengatasi berbagai kendala yang mungkin dihadapi para pelaku usaha desa jika mereka harus mengelola medsos sendiri-sendiri. Tidak semua orang menguasai pernak-pernik teknis untuk membuat video, tersedianya peralatan, mengelola akun, dll. Jadi, yang dikembangkan di sini adalah desanya sebagai sentra wisata kuliner. Jika desa ini dikenal luas sebagai sentra kuliner, semua pelaku usaha kuliner di desa tersebut akan merasakan manfaatnya.
Jika berhasil, dampak ekonominya juga akan meluas. Bukan hanya pelaku usaha makanan dan minuman yang diuntungkan, tetapi juga pedagang bahan bakunya, seperti sayuran, daging, bumbu, dll. Para petani dan peternak juga diuntungkan.
Berikut ini beberapa ide praktis yang dapat dilakukan untuk mulai mengembangkan desa wisata kuliner melalui medsos.
Pertama, membuat akun resmi desa wisata kuliner di berbagai platform media sosial. Akun ini harus konsisten kontennya serta memberikan informasi lengkap tentang kuliner desa bersangkutan. Konten dibuat dan diunggah secara teratur.
Kedua, kualitas konten harus diperhatikan. Foto dan video berkualitas yang menampilkan makanan tradisional, proses memasak, dan suasana desa akan sangat menarik perhatian pengguna medsos.
Ketiga, selain kualitas visual, narasi juga harus diperhatikan. Narasi harus informatif dan menarik. Bisa dimasukkan dalam narasi misalnya cerita tentang asal-usul makanan, keunikan bahan-bahan lokal, tradisi memasak yang khas, cara menyantap makanan yang unik, dsb.
Keempat, mengadakan siaran langsung atau live broadcast. Secara berkala, siaran live perlu dilakukan. Ini akan sangat meningkatkan interaksi langsung dengan para pengguna medsos dan memperkuat ikatan emosional mereka dengan desa yang dipromosikan. Selama siaran live, mungkin juga perlu diadakan kuis dan hadiah atau interaksi-interaksi lainnya yang menarik.
Kelima, bekerjasama atau mengundang orang-orang yang dikenal luas, misalnya selebritas lokal, selebgram lokal, food blogger dan influencer untuk mengunjungi desa dan mencoba makanan tradisional yang tersedia. Ini akan mendongkrak popularitas desa bersangkutan sehingga dikenal semakin luas.
Keenam, testimoni dan ulasan para wisatawan kuliner sangat penting. Oleh sebab itu, para wisatawan kuliner yang mengunjungi desa itu perlu selalu didorong untuk membagikan pengalaman mereka dan memberikan ulasan positif di media sosial. Ini akan melipatgandakan popularitas dan meningkatkan reputasi desa bersangkutan sebagai destinasi wisata kuliner. (SJ)