Nama akun instagramnya unik dan 'menggoda', @tantesayur. Logo yang disematkan, wanita berkebaya sedang menggendong keranjang berisi sayur mayur. Tangannya menenteng tas dan melirik genit.

Tante sayur adalah usaha yang dirintis Poetri Andayani (30 tahun). Perempuan asal Jakarta ini mulai membuka usaha kebutuhan sayur sejak 2015.

Rintisan usaha itu terinspirasi dari suaminya yang gila akan makanan sehat. Ceritanya, suaminya yang tinggal di Bali ini tiap kali balik ke Jakarta minta uang Rp 1 juta. Katanya untuk belanja sayur dan buah. Tentu ia kaget. Uang Rp 1 juta untuk belanja tergolong cukup besar.

Karena penasaran, ia akhirnya memutuskan untuk ikut tinggal bersama suaminya selama tiga bulan di Bali. Ternyata benar. Di Bali, suaminya selalu mengonsumsi sayur dan buah organik setiap hari. Harga sayur dan buah organik memang tergolong cukup mahal. Tak heran, jika suaminya saat itu meminta uang lumayan banyak.

Baca juga: Petani Bali, Bertani Menggunakan Aplikasi

Poetri penasaran kenapa harga sayur dan buah organik mahal. Ia pun segera mencari tahu lewat komunitas organik Indonesia, mulai dari browsing di internet hingga mencari kebun organik yang lokasinya ada di sekitar Pulau Bali.

Dari informasi yang di dapat itu akhirnya ia memutuskan untuk menanam sayuran organik untuk dikonsumsi keluarganya. Ia menyewa lahan seluas 200 meter persegi.

"Keluarga kami memang lebih memilih sayuran organik, cuma dulu harganya kan enggak kira-kira," ujar dia seperti ditulis CNNIndonesia.com.

Dari situ ia mencium ada peluang yang bisa dilakukan. Akhirnya, Poetri mulai mencoba menjual sisa hasil panen dari hasil yang ditanam. Awalnya jumlahnya memang sedikit.

Merintis usaha online memang bukan persoalan gampang. Awalnya, ia menjual sayuran ke teman-temannya. Dari situ mereka getok tular. Akhirnya pelanggannya meningkat perlahan.

Instagram menjadi andalan untuk mempromosikan jualannya. Kini jumlah followernya sudah mencapai 11.900 orang.

Ketika pelanggan mulai luas, ia mulai menjalin kerja sama dengan petani lain untuk memasok sayuran.

"Mulai dari situ, saya berkenalan dengan banyak petani organik dan koperasi desa," kata Poetri seperti dilansir wanitawirausaha.com.

Saat pandemi Covid-19, penjualan Tante Sayur meningkat sekitar 300 persen. Tuntutan untuk beradaptasi dengan segala sesuatu yang serba digital pun tak jadi soal.

Baca juga: Mengenal Buah Biksu, Alternatif Pengganti Gula

Saat pandemi penjualan usaha online sayuran makin menjamur. Petani juga mulai berjualan sendiri. Usaha Tante Sayur sempat menurun. Tapi Poetri punya keyakinan, pelanggan lama yang berpaling akan kembali.

"Karena pelayanan, kedekatan dengan pelanggan, (kami optimistis) pelanggan tetap pasti balik," kata dia.