Sebagian besar kafe memilih dibangun di tengah keramaian kota. Namun strategi itu tak dipakai oleh pengelola Kedai Sawah Kopi di Desa Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kafe yang menyajikan 90 persen kopi lokal itu dibangun di tengah persawahan Dusun Pasir Peuteuy, Desa Pawindan yang tak jauh dari ibu kota Kabupaten Ciamis. Kedai Sawah Kopi ini merupakan salah satu unit usaha milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pawindan.
"Kedai ini sengaja dibuka untuk menarik warga yang biasa ke kafe di kota. Jadi omsetnya buat desa, bukan buat kota," ungkap Kepala Urusan Keuangan Desa Pawindan Akhmad Himawan kepada Katadesa.id, Senin (22/6/2020) sore.
Kedai kopi tersebut kata Akhmad, dikelola warga setempat yang telah dilatih untuk menjadi barista sesuai standar kafe pada umumnya. Kopi yang disajikan juga sebagian besar produk lokal, di antaranya yang berasal dari Rajadesa (Kopi Historia), Rancah (Kopi Ki Oyok), dan Manonjaya (Kopi Santri).
BUMDes Desa Pawindan jelasnya, terbentuk 2017 silam. Memiliki beberapa unit usaha, dari jasa perdagangan, sewa tenda, loket pembayaran hingga pengelolaan sampah. Tahun 2019 lalu, dibentuk unit usaha baru di bidang kuliner.
"Kedai kopi ini dibuat tahun lalu. Modalnya Rp 50 juta dari dana desa, ditambah hadiah dari Pak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) Rp 100 juta," beber Akhmad.
Pihaknya tambah Akhmad, sengaja mengarahkan BUMDes mengelola beberapa unit usaha lantaran bisa jadi dana desa sewaktu-waktu dihentikan. "Dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Kedai kopi (ini) ditargetkan berkontribusi Rp 5 juta per bulan untuk kas desa," tandasnya.
Kepala Desa Pawindan Ahmad Kartoyo menambahkan, unit usaha yang dikelola BUMDes merupakan salah satu cara untuk menggenjot Pendapatan Asli Desa (PADes).
"Kami berusaha memanfaatkan kemampuan yang dimiliki pemerintah desa dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan melalui potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada," tandasnya. (Rommy Roosyana)