Sejak Undang-undang Desa lahir, sejumlah desa berlomba-lomba untuk bisa mandiri. Masing-masing desa berlomba untuk menggali potensi yang ada di desanya. Potensi-potensi itu mereka kelola dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Seperti yang dilakukan warga Desa Sompang Kolang, Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Mereka mencoba menggali potensi yang ada di desa itu yakni produksi gula merah kemasan yang diberi nama Gola Kolang.
Salah satu jenis produksi gula merah khas Desa Sompang Kolang, demikian kompas.com menulis, adalah gola rebok atau gula semut. Disebut gola rebok karena masyarakat setempat meraciknya khusus untuk dicampur dengan pangan lokal yang bernama rebok. Asal nama gola rebok terinspirasi dengan kemasan kuliner rebok.
Pohon Aren memang banyak tumbuh di desa itu. Sejak dulu warga sudah memanfaatkan tanaman ini untuk bahan baku gula merah. Pembuatan gula merah menjadi usaha turun-temurun di desa itu.
Produk-produk gula merah mereka bisanya dipasarkan di lokal, regional dan nasional. Sebelum dikelola BUMDes, gula merah itu dikemas menggunakan daun. Kini, mereka mulai mengemas ulang gula merah itu agar menarik.
Produk-produk kemasan itu mereka dipasok ke beberapa hotel yang ada di daerah Labuan Bajo. Di Labuan Baju, hotel memang cukup banyak. Permintaan akan gula merah juga terbilang tinggi.
Saverianus Agung, bendahara BUMDES Desa Sompang Kolang bercerita, pada 2017 warga melakukan kemitraan dengan Pemerintah Desa Sompang Kolang. Mereka kemudian membentuk UKM Kolarek.
“Puji Tuhan di tahun 2019 kami sudah bisa mandiri. Kami berharap usaha ini bisa diakomodir dalam pemerintahan desa,” kata Agung kepada Kompas.com.
Selain mengemas dalam bentuk sachet, kini mereka sedang merencanakan inovasi baru ke dalam bentuk kemasan kapsul. Inovasi lain, mereka juga berencana menggunakan buluh bambu sebagai sarungnya agar bisa dijadikan oleh-oleh khas Desa Sompang Kolang, Manggarai Barat.
Berkat kreativitasnya, Kementerian Desa memilih Bumdes Desa Sompang Kolang mewakili Nusa Tenggara Timur, sebagai satu-satunya Bumdes yang layak diberi apresiasi dan diundang mengikuti workshop kemitraan di Jakarta pada akhir tahun 2018. (FJR)