Kekayaan biodata laut nusantara masih merupakan potensi besar untuk diolah di berbagai desa yang berada di wilayah pesisir. Jika selama ini masih banyak nelayan di desa-desa pesisir yang hanya mengandalkan hidup dari menangkap ikan, kini saatnya berpikir untuk mengolah dan memproduksi hasil laut. Sebut misalnya gurita. Siapa menduga binatang laut yang nampak seram itu bisa menjadi kerupuk yang gurih dan lezat?

Seperti kita ketahui, gurita adalah hewan laut sejenis moluska yang memang berpenampilan agak menakutkan. Namun ternyata gurita bisa menjadi salah satu komoditas andalan di provinsi Bengkulu. Selama ini, umumnya gurita diolah menjadi aneka macam kuliner seperti gulai, rendang atau sate. Tentu masakan gurita juga lezat dan bergizi tinggi sebagaimana umumnya ikan-ikan segar dari lautan yang mengandung protein tinggi, namun kita hanya bisa menikmatinya jika kebetulan berkunjung ke wilayah Bengkulu. Ini beda dengan kerupuk gurita yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh.

Produk Kerupuk Gurita merupakan terobosan produk baru yang terinspirasi dari kerupuk udang atau ikan yang selama ini sudah dikenal masyarakat luas. Soal rasa, kerupuk gurita juga tak kalah enaknya dibanding kerupuk udang atau ikan tengiri. Di Bengkulu, kerupuk gurita dirintis oleh Novi sebagai salah satu penggagas awal pembuat kerupuk gurita. Nama lengkapnya Novi Juspitasari, peserta Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) Provinsi Bengkulu.

Proses produksi kerupuk gurita membutuhkan proses cukup panjang. Ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan. Pertama, gurita terlebih dahulu harus digiling hingga halus. Kedua, setelah halus, barulah dicampur tepung dan bumbu. Dalam proses itu, faktor cuaca juga berperan penting dalam memproduksi kerupuk gurita karena seperti pembuatan kerupuk umumnya, kalau sedang hujan kerupuk tak bisa dijemur dan terpaksa harus dijemur di dalam rumah yang memakan waktu lebih lama.

Proses pembuatan kerupuk gurita memang tergantung pada cuaca sebagaimana umumnya proses produksi jenis krupuk apa saja yang memang harus dijemur hingga kering sebelum dijual ke konsumen. Di musim hujan, hal ini menjadi kendala yang sangat berdampak pada tingkat produktivitas para produsen kerupuk. Strategi mengatasi hal ini misalnya dengan menggenjot produksi pada saat cuaca panas atau musim kemarau untuk stok di musim hujan. Beruntung kerupuk merupakan produk yang tahan lama dan tidak akan berubah rasanya jika disimpan lama dalam keadaan mentah. (FGR)