Nama Kemloko sepertinya jarang kita dengar. Ia adalah nama sebuah desa yang berada di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Jaraknya kurang lebih 23 km dari ibu kota Kabupaten Blitar.

Meski asing di telinga, sebenarnya desa ini punya sejarah yang cukup penting. Konon desa ini pernah menjadi tempat pelarian Laskar Bulkiyo. Laskar ini merupakan pasukan elit Pangeran Diponegoro pasca perang Jawa 1825-1830.

Untuk menghindari serangan Belanda, pasukan sang Pangeran lari di desa ini. Di desa ini mereka bersembunyi di suatu tempat di dekat Sumber Air Kali Primbon. Sumber airnya besar. Di dekat sumber air tumbuh pohon kemloko yang tingginya 12 meter.

Pohon kemloko konon dulunya dibawa oleh Patih Gajah Mada saat melakukan ekspedisi palapa.

Di sini mereka kerap memainkan Tarian Reog Bulkiyo, sebuah kesenian khas Kerajaan Mataram. Permainan kesenian ini bertujuan merawat bende dan keahlian berperang.

Dalam setiap persinggahan, mereka juga selalu menanam pohon sawo dan kepel. Pohon sawo menimbolkan merapatkan barisan. Sedangkan pohon kepel sebagai simbol semangat berjuang yang tak pernah padam.

Jejak adanya peninggalan budaya Mataram itu masih bisa kita lihat di desa ini. Seperti tarian bulkiyo yang masih sering dimainkan.

Desa ini dikenal sebagai pembuat gula Jawa. Di desa ini kita juga bisa melihat tanaman kopi dan kakao. (FJR)