Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif punya rencana besar. Dalam dua tahun mendatang atau hingga 2024, kementerian ini manargetkan ada 244 desa menjadi desa wisata maju, mandiri, tersertifikasi, dan berkelanjutan.

Muluk? Mungkin. Tapi kata Sandi, "sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN 2020-2024."

Untuk mencapai target itu, Sandi mengaku punya jurus. Ia akan terus melanjutkan kolaborasi dengan kementerian dan pemangku kepentingan lain. "Kami bekerja sama dengang Asosiasi desa wisata (Asidewi) maupun Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)," kata Sandi saat membuka acara peluncuran Pendampingan Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Wisata, di Jakarta, Kamis (20/1/2022).

Untuk mencapai target itu, Kementerian akan menggandeng 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi. Mereka nanti akan diminta untuk mendampingi dan melatih sumber daya manusia di desa itu.

Program pendampingan akan dimulai Februari-Maret 2022. Selama 2 minggu, sebanyak 2.610 SDM di desa wisata itu akan mendapat aneka pelatihan dari komunitas, asosiasi dan akademisi dari perguruan tinggi.

Selama pendampingan itu mereka juga akan mendapatkan supervisi dan evaluasi tentang program yang sudah dijalani.

Para SDM yang dilatih itu terdiri dari pemandu wisata, pengelola homestay dan juga pengelola desa wisata, dengan rincian sekitar 30 orang per desa wisata.

Menurut Sandi, SDM desa wisata itu merupakan benteng terdepan penarik wisatawan. Mereka dituntut untuk bisa menyajikan layanan kelas dunia.

"Game Changer dari desa wisata ini adalah bagaimana SDM kita yang berkelas dunia," kata Sandiaga dalam acara Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan SDM Desa Wisata yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Kamis (20/1/2022).

Pemerintah, kata Sandi, memiliki tanggung jawab melatih SDM desa wisata. Dengan pelatihan itu, pemerintah berharap mereka memiliki bekal dalam memberikan layanan terbaik kepada wisatawan yang datang.

"Bagaimana sekarang kita berkolaborasi dengan 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi ini bisa menjadi sebuah gerakan nasional," ujar Sandi.

Ke-16 Komunitas/Asosiasi yang terlibat dalam pelatihan ini yakni:

1. AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia)
2. ASIDEWI (Asosiasi Desa Wisata Indonesia)
3. ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia),
4. ASPRINDO (Asosiasi Pengusaha Bumi Putera Nusantara Indonesia)
5. Berbangsa Foundation
6. CAVENTER (Culture Art Community Development and Ecotourism Center)
7. Desa Wisata Institute
8. East Java Ecotourism Forum (EJEF)
9. Exovillage
10. IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Association)
11. INDECON (Indonesian Ecotourism Network)
12. IVENDO
13. Masyarakat Sadar Wisata (MASATA)
14. Panorama Foundation
15. Sociopreneur Indonesia
16. Vontripo.com.

Sementara 20 Perguruan Tinggi yang terlibat adalah:

1. STP Riau
2. Akademi Pariwisata Mandala Bhakti
3. Universitas Negeri Jakarta
4. Universitas Fajar
5. Politeknik Internasional Bali
6. STP Trisakti
7. Universitas Negeri Padang
8. Politeknik Sahid
9. STIMI Handayani Denpasar
10. Universitas Riau
11. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
12. STP Mataram
13. Poltekpar Bali
14. Institut STIAMI
15. Universitas Dian Nuswantoro
16. Poltek Balikpapan
17. Politeknik Negeri Sambas
18. STIPAR Tamalatea - Makassar
19. Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
20. Universitas Syiah Kuala.