Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi desa-desa menyusun sejarah dan mendokumentasikannya. Sejarah menjadi daya tarik tersendiri untuk memikat para wisatawan.
"Ini ceritanya apa, jadi ada cerita di balik sesuatu. Dari cerita itulah munculnya memori bagi wisatawan," ujar Budi berdialog dengan kepala desa yang ada di Sulawesi Tenggara akhir pekan lalu.
Dalam kesempatan itu Budi juga sempat menyelam di laut Wakatobi. Pengelola dive centre di laut ini dikelola oleh BUMDes Bersama Kanturu. BUMDes ini dikelola oleh empat desa yang ada di Kecamatan Wangi-Wangi. Keempat desa itu yakni Desa Waha, Desa Koroe Onowa, Desa Wapiapia, dan Desa Sombu.
Dive center yang dikelola oleh BUMDes Bersama Kanturu merupakan bantuan dari Kemendes PDTT. Selain dive center Kemendes PDTT juga memberikan bantuan berupa restoran panggung di kawasan dive center itu.
Menurutnya, Wakatobi memiliki potensi wisata yang luar biasa. Budi menyarankan BUMDes Bersama Kanturu untuk memperkaya ketersediaan kuliner dan souvenir khas daerah di area kawasan wisata.
Menurutnya, kuliner dan souvenir khas daerah merupakan turunan destinasi wisata yang tidak boleh dilupakan.
"Wisata itu turunannya dua, yaitu kuliner dan souvenir khas daerah yang tidak ditemukan di daerah-daerah lain," katanya.
Budi berharap, Wakatobi dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Ia juga mengingatkan agar pengembangan wisata di Wakatobi harus diimbangi dengan digitalisasi desa-desa.
"Desa wisata itu temannya ya digitalisasi," ujarnya.