Dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19, harus ada upaya akselerasi aktivitas pengembangan dengan menjadikan desa sebagai pusat pembangunan Indonesia.

"Kenapa Desa? Karena mayoritas wilayah pembangunan berada di perdesaan. Saat ini terdapat 514 kabupaten/kota yang terdiri atas 74.953 desa dan 8.430 kelurahan," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar saat memberikan pidato pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti dilansir Republika.co.id.

Meski menduduki wilayah yang luas, kata Halim, konsumsi rumah tangga perdesaan hanya mencapai Rp 1.711 triliun. Angka ini hanya berkontribusi sebesar 14 persen dari total konsumsi rumah tangga nasional yang mencapai Rp 8.269 triliun.

Implementasi UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan. Dana desa yang disalurkan ke rekening desa terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 pemerintah menyalurkan Rp 20,67 triliun, kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 46,98 triliun.

Pada 2017 dan 2018, dana mengalami peningkatan lagi masing-masing sebesar Rp 60 triliun. Lalu, pada 2019 mengalami peningkatan menjadi Rp 70 triliun. Sementara pada 2020 ini telah dianggarkan sebesar Rp 71,19 triliun dan telah tersalur ke rekening desa sebesar Rp 61,64 triliun.

Rencananya, pada 2021 dana desa akan digelontorkan sebesar Rp 72 triliun.

Dengan membelanjakan dana desa tersebut, desa-desa di Indonesia telah mampu membangun infrastruktur dasar dalam jumlah yang besar dan masif. Hal ini bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan membantu kegiatan ekonomi di desa.

Penggunaan dana desa juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, sebagaimana ditunjukkan dari menurunnya indeks gini ratio pengukur ketimpangan perdesaan, dari 0,34 pada 2014 menjadi 0,317 pada Maret 2020.

Manfaat lain dari penggunaan dana desa adalah ketahanan desa dalam menghadapi krisis. Persentase tingkat kemiskinan di desa pada Maret 2020 sebesar 12,82 persen. Angka ini turun 0,03 persen dari bulan Maret 2019 yang mencapai 12,85 persen. Sedangkan tingkat kemiskinan di wilayah kota malah naik 0,69 persen, yakni dari 6,69 persen menjadi 7,38 persen .

Dalam kesempatan itu Halim sempat menyitir pernyataan Bung Hatta. "Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa,” kata Halim seperti dinukil Kompas.com.

Karena desa merupakan kunci kemajuan daerah dan penentu kemajuan sebuah bangsa, Halim mengajak peserta rapat untuk menjadikan desa sebagai arus utama dalam perencanaan pembangunan daerah.

“Kita curahkan energi yang ada untuk membantu akselerasi desa mencapai sustainable development goals (SDGs) Desa,” ujarnya.

Menurut Halim, 43 persen penduduk Indonesia ada di desa dan ada enam tujuan pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan warga desa.

“Masa depan Indonesia bergantung pada masa depan desa-desa. Kalau menginginkan Indonesia berdaulat, maju, adil, dan makmur, pembangunan harus dimulai dari desa. Desa masa depan Indonesia,” ujar Halim.