Prinsip pembangunan desa adalah mengentaskan kemiskinan dan kelaparan. Desa bisa disebut sukses apabila hadir di saat ada warganya yang miskin dan lapar. Kehadirannya itu bisa berwujud bantuan atau program inovasi lainnya.

"Bagaimana kita mau bicara kesehatan dan pendidikan sementara kelaparan masih mendominasi," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat meresmikan Desa Digital di Desa Kendalbulur, Boyolangu, Tulungagung, Kamis lalu.

Kendalbulur merupakan salah satu desa yang sedang gencar mengembangkan destinasi wisata. Salah satu destinasi yang terkenal di desa itu yakni Nangkula Park, sebuah taman yang memiliki banyak objek yang menarik dan eksotis.

Taman ini di dalamnya terdapat lapangan bola. Sementara di pinggir-pinggirnya dipenuhi bunga layaknya taman tulip di Belanda.

Nangkula Park dikelola oleh BUMDes Larasati milik Desa Kendalbulur. Taman ini juga memfasilitasi para seniman setempat untuk berkreasi.

Nangkula Park dirintis pada awal 2020 dengan modal kurang lebih Rp 1 miliar. Dana sebesar itu berasal dari BUMDes sebesar Rp 407 juta dan Rp 757 juta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selama 5 bulan ini Nangkula Park sudah mampu menghasilkan Rp 1,5 miliar.

Pendapatan itu dialokasinya untuk subsidi tani, kesehatan, dan pendidikan.

Kendalbulur, kata Halim, adalah salah satu desa yang patut dicontoh karena kreatif menggunakan dana desa. Dana desa yang diberikan negara terbukti bisa dikelola dan punya kemaslahatan untuk warganya.

"Di desa ini tidak ada duit yang keluar itu artinya rakyatnya kan cepet sejahtera karena duitnya dirasakan oleh masyarakat," katanya.