Cobalah sesekali Anda pergi ke Pamekasan. Lalu arahkan tujuan Anda ke Desa Waru Barat, Kecamatan Waru. Menginaplah barang satu atau dua malam di desa itu.
Niscaya pagi menjelang waktu kerja, Anda akan mendengar suara dari mic toa yang ada di desa itu. "Selamat pagi warga Desa Waru Barat, Kecamatan Waru. Selamat beraktivitas semuanya. Semoga kita senantiasa dilindungi Allah SWT."
Begitulah cara Abdussalam Rami, Kepala Desa Waru Barat, menyapa warganya setiap hari. Sapaan itu bisa didengar seluruh warga desanya karena disebar di 32 titik mic toa yang dipasang di seluruh desa.
Mic toa itu juga dilengkapi dengan kamera pemantau yang langsung terhubung dengan command centre yang ada di kantor kepala desa. Mengutip Kompas.com, dari kamera pemantau itu, Abdussalam juga bisa memantau semua aktivitas warganya melalui layar televisi berukuran 55 inci.
Di layar televisi, aktivitas dan kesibukan masyarakat desa Waru Barat terlihat. Seperti di pasar, puskesmas, rumah sakit, kantor Polsek dan Koramil Waru, jalan masuk perbatasan desa, kantor perpustakaan desa, masjid dan musala, serta titik keramaian warga lainnya.
Jika ada warga yang sedang di pasar memarkir kendaraan sembarangan, petugas command centre akan segera mengingatkan.
Tak hanya itu, desa ini juga telah membuat aplikasi berbasis android. Namanya e-Desa Same Sae. Same Sae merupakan akronim dari bahasa Madura yang berarti "Samenit Mare-Sadejena Epalastare" (Semenit selesai semuanya selesai).
Aplikasi e-Desa Same Sae ini punya fitur: e-surat, darurat Kamtibmas, darurat kesehatan, laporan kamtibmas, domisi warga, surat tidak mampu dan fitur-fitur lainnya, seperti laporan keuangan desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD).
Jika ingin mendapatkan layanan yang diperlukan, warga desa tinggal memasukkan nomor induk kependudukan (NIK), nanti aparat desa dengan sigap akan langsung melayani.
Seperti yang terlihat saat itu. Telepon seluler Abdussalam menerima notifikasi. Rupanya dari warga yang menanyakan surat yang dimintanya. Abdussamad lalu menanyakan pertanyaan warganya itu. Selang beberapa menit, warga yang meminta surat keterangan itu datang. Surat langsung diberikan. Cepat dan tak ada pungutan apapun.
Tak berhenti di situ. Agar warga terlibat aktif dalam pembangunan desanya, ia membuat laman khusus di facebook.
Warga yang ingin mengetahui seluruh aktivitas desa, cukup bergabung dengan laman facebook desa Waru Barat yang dinamai Dasa Warsa Corporation. Di laman itu, warga bisa menyampaikan informasi, menyumbangkan ide, mengkritik secara konstruktif dan bisa berbagi aktivitas dengan mengunggah kegiatan warga desa.
“Laporan kegiatan desa secara real time cukup di facebook dan media sosial lainnya,” ujar Abdussalam seperti dinukil Kompas.com.
Bukan Kepala Desa Biasa
Abdussalam (29 tahun) memang bukan kepala desa biasa. Pria yang akrab disapa Pak Al ini merupakan alumnus Fakultas MIPA jurusan Teknik Fisika Universitas Brawijaya Malang.
Selepas kuliah ayah dua anak ini memang kembali ke kampung halamannya membangun sebuah usaha. Ketika ada pemilihan kepala desa pada 2014, ia mencoba ikut mendaftar.
Sembilan bulan sebelum Pilkades, ia mulai getol mengkampanyekan visi dan misinya jika terpilih menjadi Kades. Visi dan misinya itu ia namai "dasa warsa" kepanjangan dari Desa Bersatu Waru Barat Sejahtera dan Amanah.
Kepada warga, demikian Matamaduranews.com menulis, ia berjanji akan mengundurkan diri jika visi dan misinya itu tak diwujudkan. Rupanya, masyarakat desa Waru Barat tertarik. Abdussalam pun terpilih menjadi kepala desa.
Dilantik menjadi kepala desa pada 2015, ia langsung menggagas desa pintar (village smart). Gagasan itu langsung ia tuangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
Gagasan desa pintar ini dicetuskan karena selama ini pembangunan desanya selalu tertinggal dengan desa lainnya. “Desa kami berada di pelosok wilayah pantai utara Pamekasan. Dalam pembangunan daerah, kami selalu tertinggal jika dibandingkan dengan desa di selatan Pamekasan," ujarnya.
Untuk merealisasikan gagasan desa pintar itu, ia menggandeng konsultan informasi teknologi (IT) dari Universitas Madura (Unira) Pamekasan.
Pada 2016, meski sambungan internet belum merata di desanya, ia mulai membuat data base desa. Dari data kependudukan, layanan administrasi yang sistematis dan peta lokasi desa serta potensi desa. Pada 2017, pelayanan berbasis data sudah mulai dilakukan meski masih offline.
Akhirnya pada 2018, pelayanan desa sudah bisa dilakukan secara online dan berbasis android. "Masyarakat tidak repot menunggu karena cukup semenit semuanya terselesaikan,” kata lulusan magister manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya ini.
Tak hanya itu, Abdussalam juga melakukan inovasi lainnya seperti meluncurkan program 3G (Gebrak, Gebyar, Gempar). Gebrak merupakan gerakan untuk meningkatkan produktivitas UKM di Waru Barat.
Sedangkan Gebyar merupakan gerakan solidaritas terhadap masyarakat pra sejahtera, terutama bagi masyarakat yang luput dari bantuan pemerintah. Program charity sosial ini dilakukan dengan menggalang dana dari warga desa yang merantau di Jakarta, Malaysia, dan Arab Saudi. ”Hasilnya sungguh menggembirakan. Banyak fakir miskin dan janda yang tertangani,” katanya seperti dinukil dari Matamaduranews.com.
Sementara Gempar merupakan gerakan kepedulian terhadap lingkungan di kawasan pasar.
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), Abdussalam mendirikan BUMDes pada 2017. Saat awal berdiri, BUMDes Dasa Warsa ini mengelola jasa umroh dengan dana talangan. Kemudian berkembang ke penggemukan sapi, budidaya ikan air tawar, penyediaan air bersih Desa, dan penyewaan Odong Odong. Dan sejak 2019 lalu, BUMDes mengembangkan unit usaha jasa layanan internet dan tower.
Mengutip laman facebook Desa Waru Barat, unit usaha jasa penyedia internet ini di bawah PT. Alfa Dasa Warsa dan dikelola BUMDes Waru Barat. Perusahaan internet ini biasa dikenal dengan Dasawarsanet.
Perusahaan ini didirikan bukan untuk pengembangan bisnis semata tapi juga ikut serta dalam rangka memberikan layanan internet ke seluruh pelosok negeri dengan konsep good service, price, speed and quality.
Saat ini, perusahaan berpusat di Desa Waru Barat. Mereka menargetkan akan membangun 5 perusahaan cabang sebagai bagian dari persyaratan pendirian perusahaan ISP. Salah satu cabang yang sudah dipunyai adalah di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. (FJR)