Letaknya di kaki Gunung Halimun. Jaraknya kurang lebih 30 kilometer dari Kota Pelabuhanratu, ibu kota Kabupaten Sukabumi. Desa Sinarasa masuk Kecamatan Cikakak.
Desa seluas 4.028 hektar ini dihuni sekitar 5.410 jiwa. Penduduk Desa Sirnarasa rata-rata menjadi petani. Kebanyakan mereka menggarap lahan kawasan hutan negara.
Karena pasokan air dari Gunung Halimun melimpah, warga desa Sinarasa banyak yang membudidayakan ikan kolam air tawar. Desa ini sangat dikenal sebagai penghasil gula aren dan kolang-kaling.
Letaknya di kaki Gunung Halimun membuat desa ini susah mengakses informasi. Menurut Kepala Desa Sirnarasa, Oman Sulaeman, tak adanya akses sinyal itu membuat warga susah mendapat informasi. Kata Oman, untuk bisa mendapat sinyal, dirinya kerapkali harus berjalan ke kebun atau tempat yang lebih tinggi.
"Di kantor desa tidak ada sinyal," kata Oman seperti dilansir Sukabumiupdate.com.
Kondisi yang diceritakan Oman itu terjadi sebelum 2019. Tepat pada April 2019, pemerintah Jawa Barat akhirnya menjadikan desa yang berada di ketinggian 700 di atas permukaan laut ini menjadi desa percontohan desa digital pertama di Jawa Barat.
Desa digital ini merupakan kerjasama antara pemerintah Jawa Barat, Kemenkominfo dan PT Dwi Tunggal Putra (DTP). Mengutip Kompas.com, konsep desa digital ini untuk memperkecil kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Desa Digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
Tujuan besarnya, kata Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil--,seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya
"Intinya di visi misi Jabar yang baru kota ingin ada ekonomi inklusif yaitu fokus di pedesaan. Tapi pedesaan ini tak akan melompat tanpa revolusi digital," kata Emil, seperti ditulis Kompas.com.
Menurut Emil, program desa digital ini sedikitnya mengubah beberapa poin kehidupan di pedesaan. Mulai menggeliatnya bisnis jualan daring di desa dan pesantren, mengonversi balai desa menjadi pusat digital, hadirnya layanan Sapa Warga untuk menampung aspirasi, penggunaan internet of things (IoT) seperti program e-fishery, fish finder dan drone pupuk cair.
Jawa Barat sendiri punya 5.500 desa.
Pada 2019, Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil--menargetkan 600 desa. Sementara pada 2020 ditargetkan ada 1.232 desa.
"Kami punya visi desa digital, dengan kerja sama ini minimal pintu pertama terhadap infrastruktur digital sudah dihadirkan," kata Emil.
Emil berharap, dengan kehadiran internet di desa-desa Jawa Barat itu bisa menekan arus urbanisasi. Kehadiran internet itu menjadi peluang penghidupan di pedesaan.
"Maka slogan saya buat milenial atau generasi Z tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia," kata Emil. (FJR)