Berseragam dan memanggul tas, anak-anak dari SD hingga SMA mendatangi kantor Desa Pranggong, Kecamatan Andong, Boyolali. Pukul 07.00 pagi mereka sudah duduk di bangku yang disediakan kantor desa.

Pemandangan itu sudah terlihat sejak dua minggu belakangan. Setiap pagi hingga pukul 21.00, balai desa itu selalu dipenuhi anak-anak sekolah dari desa itu.

Kedatangan mereka tak lain untuk memanfaatkan jaringan internet gratis yang disediakan kantor desa. Ya, kantor desa ini memang membuka akses internetnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Menurut Kepala Desa Pranggong, Wagimin, pihaknya ingin anak-anak itu bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh. Selama ini, menurut dia, sejak diterapkan PJJ, banyak anak-anak yang tidak bersekolah karena keluarganya tak mampu membeli kuota.

"Kegiatan belajar secara daring bagi para siswa terdampak pandemi bukan perkara yang mudah bagi para orang tua murid di Desa Pranggong," katanya seperti dilansir Republika.co.id.

Setiap hari rata-rata ada 10 siswa SD, 15 siswa SMP, dan 12 orang siswa SMA yang datang ke balai desa itu. Mereka, diizinkan mengakses internet mulai pukul 07.00 hingga pukul 21.00.

Di balai itu, pihak desa juga menyediakan beberapa bangki dan menggelar sejumlah tikar yang bisa digunakan para siswa-siswi itu belajar. Karena aula desa tak cukup, beberapa siswa juga ada yang di samping kantor desa.

Bagi siswa yang tidak punya perangkat, balai desa juga menyediakan. Ada dua telepon genggam android dan tiga laptop yang bisa digunakan siswa-siswi itu secara bergantian.

Muhammad Putra, siswa SMPN 2 Andong, mengaku sangat senang dengan fasilitas internet gratis yang disediakan desa. Dengan adanya internet gratis itu, keluarganya tak terbebani lagi membeli kuota.

Tak hanya di Pranggong, hal serupa juga dilakukan Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur. Jika di Pranggong siswa belajar di balai desa, di Tanggulrejo, pemerintah desa memasang internet gratis di sejumlah pos kamling yang ada di 16 rukun tetangga (RT) dan balai desa.

"Semua dapat digunakan oleh warga secara gratis, bisa menyambung ke rumah warga atau bisa belajar di pos," ujar Kepala Desa Tanggulrejo Abdul Karim seperti dilansir Kompas.com.

Selain di pos kamling, Desa Tanggulrejo juga memasang internet gratis di tujuh institusi pendidikan yang ada di Desa Tanggulrejo. Seperti, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan sekolah menengah atas (SMA).

Kini ada 250 titik internet yang bisa digunakan warga Desa Tanggulrejo secara gratis.

Bagi siswa-siswi yang tak memiliki peralatan, pihak desa juga menyediakan laptop dan telepon seluler android yang bisa mereka gunakan.

Para siswa yang sebelumnya tak bisa belajar secara daring menyabut gembira fasilitas yang diberikan desa itu. "Senang. Karena di rumah enggak ada (akses) internet. Kadang belajar sendiri sama teman-teman, kadang juga ditemani ibu," kata Nela yang masih duduk di bangku kelas IV MI Roudhotul Tholibin Desa Tanggulrejo.

Penyediaan akses internet gratis juga dilakukan pemerintah Desa Sungai Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Mengutip Kompas.com, Kepala Desa Melawen Muhammad Andik mengatakan, akses internet itu sebelumnya hanya diperuntukan untuk kerja aparat desa. Namun, karena banyak warganya punya keterbatasan membeli kuota, pihaknya memutuskan untuk memberi akses internet kepada anak-anak mereka.

Untuk memudahkan para siswa mempergunakan fasilitas wifi tersebut, pihaknya menyediakan beberapa meja dan kursi di pendopo kantor desa.

Mayoritas pengguna internet gratis di Desa Sungai Melawen adalah siswa jenjang SMP, SD, dan SMA. Internet gratis bisa mulai diakses mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB.

Sejak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, pemerintah memang melaksanakan proses belajar mengajar secara daring. Namun, proses ini tak serta merta berjalan mulus. Berbagai kendala terjadi seperti keterbatasan orang tua membeli kuota dan membeli perlatan.

Karena kondisi itulah, sejumlah desa tergerak untuk memberi solusi di tengah keterbatasan warganya seperti yang dilakukan Desa Pranggong, Tanggulrejo, dan Melawen. (FJR)