Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Halim Iskandar mengatakan percepatan pembangunan di Indonesia bisa didapat melalui percepatan pembangunan desa.
"Indonesia tidak akan besar oleh obor di Jakarta. Tetapi Indonesia akan terang oleh nyala lilin-lilin di desa," kata Halim menyitir pernyataan Bung Hatta.
Halim optimis percepatan pembangunan Indonesia akan terwujud. Alasannya, saat ini sudah banyak anak-anak muda yang menjabat kepala desa. "Anak muda ini biasanya kreatif, terbuka, dan berani ambil risiko," ujar Halim dalam dialog "Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa, di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (14/8/2020).
Ia mencontohkan salah satu risiko yang berani diambil itu adalah menggunakan dana desa untuk pertumbuhan ekonomi. Mereka, biasanya tidak menggunakan dana desa untuk hal-hal yang bermanaaf bagi warganya seperti untuk pembangunan pagar atau gapura desa.
Pada prinsipnya, kata Halim, dana desa itu bisa digunakan untuk dua hal. Pertama, untuk pembangunan infrastruktur. Kedua, untuk pertumbuhan atau pengembangan sumber daya manusia.
Jika kepala desa punya program pembangunan infrastruktur, maka infrastruktur yang dibangun harus simultan dengan pemberdayaan. Dalam Permendes, kata dia, sudah ditegaskan, dana desa tidak boleh digunakan untuk membangun pagar desa dan untuk membangun gapura desa. " Dana desa boleh digunakan untuk membangun infrastruktur yang bersentuhan dengan pemberdayaan ekonomi atau SDM," ujar mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Pembangunan di desa, menurut Halim, harus dibangun atas problematika yang dihadapi masyarakat desa. Pembangunan harus menjadi solusi atas masalah yang muncul di desa. "Masalahnya, kerapkali kita tidak paham jika punya masalah," katanya.
Karenanya, Halim meminta, apapun bentuk pembangunan yang dilakukan tidak keluar dari akar budaya desa. Dalam bahasa yang lain, kata dia, pertahankan hal-hal yang sudah baik dan cari terobosan baru yang lebih baik dan produktif. (FJR)