Agroforestri alias wanatani adalah praktik pertanian yang bermanfaat, baik secara ekonomi, sosial, maupun ekologi. Uraian ringkas mengenai apa itu agroforestri dan manfaatnya dapat dibaca di sini.

Pertanyaan selanjutnya adalah, jenis-jenis tanaman apa saja yang cocok untuk dibudidayakan dalam sistem agroforestri, mengingat bahwa agroforestri ini mengintegrasikan berbagai jenis tanaman yang berbeda-beda?

Jenis-jenis tanaman

Sistem agroforestri mengakomodasi berbagai jenis tanaman, baik tanaman pertanian atau tanaman penghasil makanan pokok, tanaman berupa sayur-mayur, pohon-pohon penghasil kayu, maupun tanaman penghasil buah.

Justru, agroforestri memang sangat mementingkan keanekaragaman hayati dan integrasi berbagai jenis tanaman. Keanekaragaman hayati ini menciptakan manfaat tersendiri baik secara ekologi maupun ekonomi.

Dirangkum dan dikembangkan dari ilmuhutan, berikut ini beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dalam sistem agroforestri, yang terbagi menjadi tanaman pertanian, pepohonan penghasil kayu, dan tanaman penghasil buah.

Pertama, tanaman pertanian. Sistem agroforestri cocok untuk membudidayakan antara lain padi, jagung, kacang-kacangan, singkong, ubi jalar, cabai, sayur mayur, dan rempah atau tanaman obat,

Padi (gogo) cocok untuk agroforestri di daerah tropis basah. Jagung adalah tanaman serbaguna yang bisa ditanam bersama gliricidia atau gamal yang bermanfaat memperbaiki nitrogen tanah. Kacang tanah, kacang hijau, dan kacang merah cocok untuk agroforestri, juga karena kemampuannya memperbaiki nitrogen tanah.

Singkong sering ditanam di bawah pohon yang lebih besar karena dapat tumbuh dengan baik di tanah yang relatif tandus. Ubi jalar juga cocok ditanam di bawah naungan pohon. Cabai dapat ditanam di bawah naungan pohon yang tidak terlalu lebat seperti kopi atau kakao.

Kunyit, jahe, dan serai sering ditanam dalam sistem agroforestri karena memanfaatkan ruang di bawah naungan pohon yang lebih tinggi. Bayam, kangkung, dan sawi dapat ditanam di antara pohon-pohon, memanfaatkan area yang lebih rendah di bawah naungan.

Kedua, pohon-pohon berkayu keras atau penghasil kayu. Pohon-pohon ini dipilih berdasarkan kemampuannya untuk tumbuh bersama tanaman pertanian serta manfaat yang diberikan, seperti naungan, perlindungan tanah, dan nilai ekonomi.

Pohon jati adalah pohon berkayu keras yang sangat berharga karena kayunya yang awet dan kuat. Dalam agroforestri, jati sering digunakan untuk memberikan naungan parsial dan kayunya dapat dipanen setelah beberapa tahun. Jati cocok untuk tanaman yang tahan naungan parsial seperti kacang-kacangan dan sayuran.

Mahoni memiliki kayu berkualitas tinggi dan dikenal karena kemampuannya dalam menyerap karbon. Mahoni dapat memberikan naungan yang baik bagi tanaman di bawahnya seperti kopi, kakao, dan tanaman rempah.

Sengon cepat tumbuh dan sering digunakan sebagai pohon peneduh dalam agroforestri. Kayunya digunakan dalam industri kayu ringan. Sengon juga membantu memperbaiki nitrogen tanah. Sengon cocok ditanam bersama jagung, padi, dan kacang-kacangan.

Sonokeling menghasilkan kayu keras yang berharga untuk pembuatan mebel. Pohon ini juga memperbaiki nitrogen tanah. Sonokeling cocok dibudidayakan bersama tanaman rempah dan tanaman tahunan.

Gamal atau Gliricidia sepium adalah pohon multiperan yang bisa digunakan sebagai pakan ternak, pupuk hijau, dan kayu bakar. Ia juga membantu memperbaiki kesuburan tanah dan memberikan naungan. Gamal cocok dikombinasikan dengan tanaman hortikultura, kopi, dan kakao.

Selain beberapa contoh tanaman berkayu keras di atas, dapat dipertimbangkan pula pohon akasia, kaliandra, sawo, dll. Pemilihan pohon perlu mempertimbangkan interaksi antara pohon dan tanaman pertanian, seperti persaingan untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi, serta manfaat ekologis dan ekonomis yang diberikan.

Ketiga, pohon-pohon penghasil buah. Pepohonan jenis ini memberikan hasil panen tambahan. Selain itu, pepohonan ini juga berkontribusi memperbaiki tanah, menyediakan naungan, dan mendukung keanekaragaman hayati.

Durian adalah pohon tropis yang populer. Buahnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pohon ini dapat ditanam bersama tanaman yang memerlukan naungan parsial seperti kopi, kakao, dan tanaman rempah.

Mangga adalah pohon buah yang tahan kondisi kering dan memiliki nilai pasar yang tinggi. Dalam agroforestri. Pohon mangga dapat memberikan naungan dan perlindungan terhadap erosi tanah. Mangga cocok dikombinasikan dengan jagung, kacang tanah, dan sayur-mayur.

Alpukat juga menghasilkan buah bernilai tinggi dan kaya nutrisi. Pohon ini dapat memberikan naungan bagi tanaman lain yang lebih kecil seperti kopi, kakao, dan tanaman hortikultura.

Nangka menghasilkan buah berukuran besar yang dapat dimanfaatkan untuk sayur maupun dikonsumsi sebagai buah masak. Pohon ini memberikan naungan dan membantu menjaga kelembapan tanah. Nangka baik dikombinasikan dengan tanaman pangan seperti padi dan hortikultura.

Selain beberapa contoh di atas, masih banyak pilihan pohon penghasil buah lainnya seperti rambutan, jeruk, kelapa, sawo, pisang, pepaya, dll. Diversifikasi jenis tanaman yang memberikan hasil berbeda-beda ini juga membantu diversifikasi pendapatan para petani sehingga sangat bermanfaat secara ekonomi. (SJ)