Belum tentu semua orang familiar dengan istilah agroforestri. Apa sebenarnya agroforestri ini?

Dalam bahasa Indonesia, agroforestri biasa disebut wanatani. Menurut organisasi World Agroforestry, definisi agroforestri sebenarnya sederhana sekali, yaitu agriculture with trees. Artinya, praktik pertanian yang diintegrasikan dengan penanaman pohon-pohon.

Penjabarannya yang lebh luas, agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan yang mengintegrasikan pohon alias tanaman-tanaman berkayu keras dengan jenis-jenis tanaman pertanian maupun ternak dalam satu kesatuan lahan.

Konsep ini sebetulnya menggabungkan praktik kehutanan dengan pertanian untuk menciptakan manfaat tertentu, yakni sebuah pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan produktif.

Jadi, dalam agroforestri, pohon-pohon ditanam serempak dengan tanaman pertanian di lahan yang sama, dan di tempat itu pula ternak digembalakan.

Menurut World Agroforestry, sistem seperti ini telah dipraktikkan di berbagai belahan dunia, termasuk di daerah tropis seperti Indonesia.

Agroforestri diklaim memiliki banyak manfaat yang signifikan, baik dari segi ekologi, ekonomi, maupun sosial. Lantas, apa saja manfaat sistem agroforestri ini?

Manfaat agroforestri

Pertama, agroforestri memiliki manfaat ekologi. Dengan menanam pohon-pohon bersama tanaman pertanian, agroforestri membantu mencegah erosi tanah dan degradasi lahan. Akar-akar pepohonan akan meningkatkan kapasitas tanah untuk menyerap dan menyimpan air, menjaga kelembapan tanah, dan tentunya mengurangi risiko banjir dan kekeringan.

Dengan menggabungkan berbagai jenis tanaman dan pohon, agroforestri juga menciptakan habitat yang lebih beragam untuk flora dan fauna sehingga membantu melestarikan keanekaragaman hayati. Kombinasi tanaman dan pohon yang berbeda-beda ini menciptakan habitat yang lebih beragam untuk satwa liar dan meningkatkan keanekaragaman tanaman.

Sistem agroforestri bahkan juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Terjadi proses daur ulang nutrisi dan penambahan bahan organik yang berasal dari guguran daun.

Pohon-pohon yang ditanam dalam sistem agroforestri akan menyerap karbon dioksida sehingga membantu mengurangi efek perubahan iklim.

Yang kedua adalah manfaat ekonomi. Kombinasi tanaman kehutanan dan pertanian dapat meningkatkan produktivitas lahan. Kombinasi ini menghasilkan produk yang lebih beragam seperti kayu, padi-padian, buah, sayuran, dan pakan ternak.

Petani dapat memanen hasil dari pohon atau tanaman keras (seperti buah dan kayu) di samping dari tanaman pertanian dan ternak. Diversifikasi ini dapat meningkatkan pendapatan petani.

Dengan demikian, berkat adanya berbagai jenis tanaman dan produk, petani tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas saja. Ini akan mengurangi risiko kerugian akibat gagal panen maupun fluktuasi harga jual produk pertanian.

Ketiga adalah manfaat sosial. Berkat manfaat ekonominya, agroforestri dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan melalui peningkatan pendapatan dan akses yang lebih besar terhadap sumber daya alam. Sistem ini juga mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan secara berkelanjutan. (SJ)