Pernah mendengar Kedung Wali? Kedung Wali merupakan sebuah mata air yang ada di lubangan batu di kali. Kedung memilki kedalaman sekitar 1,5 meter dengan diameter 60 cm. Kedung Wali terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Konon awal penemuannya juga ditemukan 9 batu unik yang bertuliskan arab. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, batu-batu itu dikembalikan lagi ke dalam Kedung Wali.

Mata air ini terletak di atas air terjun Curug Tujuh Bidadari. Tempat ini dipercaya warga sebagai tempat pengambilan air wudlu Kiai Mandung, pendiri Desa Keseneng.

Banyak mitos yang dipercaya setelah penemuan Kedung Wali ini. Warga mempercayai air yang ada di dalamnya itu bertuah.

Baca juga: Ada Tempat Mandi Bidadari di Desa Keseneng

Masyarakat percaya air Kedung Wali dapat menyembuhkan penyakit, memperlancar doa, mempercantik wajah, memperlancar
usaha, memperoleh ketentraman batin, mencari jodoh, mempercepat terkabulnya hajat dan sebagainya.

Cerita rakyat tentang Kiai Mandung sampai saat ini masih dijaga oleh masyarakat Desa Keseneng.

Mitos tentang air bertuah di Kedung Wali itupun sudah menyebar di masyarakat, bahkan sampai luar daerah Kabupaten Semarang.

Sosok Kiai Mandung
Diceritakan, Kiai Mandung sebagai seorang Sentana Dalem Kasultanan Yogyakarta. Kiai Mandung adalah seorang duda. Statusnya ini membuat ia juga sering juga dipanggil Mbah Duda.

Baca juga: Mamak-mamak Pemantau Anggaran Desa

Konon, ia datang ke Desa Keseneng setelah pengembaraannya ke Demak dan Tuban. Setelah dari Tuban, ia tinggal di desa itu. Di Keseneng, ia membangun sawah dan saluran irigasi. Jejak irigasi ini bisa kita temui sampai sekarang.

Berkat gagasannya membuat irigasi, desa yang dulunya tandus menjadi subur. Warga mempercayai Kiai Mandung sebagai orang yang sakti.