Terletak di lereng gunung bukan berarti jauh dari kemajuan. Tengoklah Desa Bansari. Desa yang terletak di lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah sungguh inspiratif. 

Berkunjung ke desa ini kita dapat menyaksikan bagaimana warga benar-benar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satunya penerapan teknologi di bidang pertanian. Warga desa ini memang rata-rata petani.

Di sini kita melihat smart farming greenhouse (rumah kaca) hidroponik melon varietas Jepang dan Korea. Model penanaman yang dipakai adalah sistem hidroponik tetes dengan media substrat. Dengan sistem ini, suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya bisa dikontrol. “Sistem irigasi tetes terhubung dengan pompa sehingga takaran pupuk dan air lebih presisi dan efisien,” Hendi Nur Seto, Ketua Gabungan Kelompok Tani Melon Desa Bansari seperti dinukil IDN Times. 

Ada 12 greenhouse saat ini yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Dengan teknologi itu para petani tak lagi kebingungan saat curah hujan tinggi. “Hujan yang tinggi menjadi sumber serangan hama dan penyakit,” ujar Hendi.

Tak hanya di bidang pertanian, warga desa ini juga telah memanfaatkan teknologi terbarukan melalui tenaga surya dan CCTV untuk keamanan. Dari 12 greenhouse, 5 greenhouse sudah menggunakan energi terbarukan dengan memanfaatkan solar cell berdaya 2.200 watt. 

Untuk pengendalian hama, mereka menggunakan agens hayati  dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Agens hayati organisme itu berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, serta hewan lainnya.

Tak sia-sia. Dari pemanfaatan teknologi itu Desa Bansari bisa menghasilkan melon premium dengan kapasitas maksimal 19-28 ton per minggu. Melon itu dipasarkan ke Jakarta, Bandung, dan Semarang.

Hasil panen yang meningkat itu tentu berdampak pada pendapatan petani. Mereka pun kini mulai sejahtera. (*)