Pesona Bali tak hanya pantai tapi juga keasrian alam. Enggak percaya? Cobalah pergi ke sebelah utara tepatnya ke Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.  Desa ini jarak tempuhnya kurang lebih 1,5 jam dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

Hawa sejuk langsung terasa begitu kita memasuki pintu gerbang desa yang tertelak di ketinggian 640 mdpl itu. Begitu masuk desa ini kita langsung melihat tatanan rumah khas warga Bali. Suasananya tenang, warganya ramah. 

Mengunjungi desa seluas 758 hektare ini wisatawan benar-benar dimanjakan dengan pemandangan asri nan hijau. Hampir 50 persen dari luas wilayah ini merupakan lahan pertanian dan perkebunan. 

Warga desa sepertinya menyadari betul potensi desanya. Karena punya potensi pertanian yang bagus, warga desa mengembangkan agrowisata. 

Tak hanya agrowisata, desa ini juga mengembangkan potensi air. Desa ini memang punya potensi air yang melimpah. Potensi air ini kini dikelola Bada Usaha Milik Desa (Bumdes) Angesari. Berkolaborasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Tabanan pada 2021, desa ini melakukan tata kelola air yang ada di desanya melalui program penyediaan air bersih berbasis masyarakat (Pamsimas). 

Warga desa yang berlangganan air cukup membayar sekitar Rp1.000 perhari untuk 10 kubik air atau Rp30.000 perbulan. 

 Tak air mengelola air bersih, Bumdesa juga mengelola potensi air panas yang bersumber dari Gunung Batukaru. Jadi jika tubuh air merasa beku saat berada di desa ini, Anda bisa berendam di kolam air panas yang ada di sana. 

Berkat kerja kerasnya mengelola potensi yang ada, Desa Angseri mendapat penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai desa dengan tata kelola terbaik pada ajang nugraha karya desa BRILiaN 2023.

Selain mengembangkan potensi agrowisata dan air, desa ini juga mengembangkan pembuatan keranjang dari bambu. Tanaman bambu memang cukup berlimpah di desa ini. Produk kerajinan  ini dibuat untuk keperluan belanja hingga wadah untuk sesajen sebagai bagian ibadah. (*)