Sebuah desa bisa maju karena banyak faktor. Tidak melulu desa yang kaya sumber daya alam saja yang bisa maju. Bahkan desa yang dianggap miskin pun bisa maju jika fokus pada satu saja potensi yang dimiliki. Salah satu contoh kongkrit adalah desa Oyama di Jepang. Oyama awalnya dikenal sebagai salah satu daerah termiskin di Jepang. Para petani di Oyama kebanyakan hanya buruh tani yang tidak memiliki tanah. Satu hal yang menonjol di desa Oyama hanyalah pohon-pohon besar yang tumbuh di lahan-lahan desa itu.
Sampai kemudian desa Oyama menyadari bahwa pohon-pohon besar itu berpotensi untuk digunakan sebagai pengembangan jamur Shitake. Menurut hasil penilitian yang dilakukan para ahli, jamur Shitake ternyata bermanfaat untuk penyembuhan kanker dan penurunan kolesterol. Penelitian dan pengembangan jamur shitake antara lain dilakukan oleh tenaga ahli dari Perguruan Tinggi setempat dan kemudian diperkenalkan kepada masyarakat Oyama.
Shiitake (Lentinula edodes) atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake adalah jamur pangan asal Asia Timur yang terkenal di seluruh dunia dengan nama asli Jepang. Shiitake secara harafiah berarti jamur dari pohon shii (Castanopsis cuspidata) karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake. Spesies ini dulunya pernah dikenal sebagai Lentinus edodes. Ahli botani Inggris bernama Miles Joseph Berkeley menamakan spesies ini sebagai Agaricus edodes pada tahun 1878.
Saat diperkenalkan potensi jamur itu, awalnya warga masyarakat Oyama masih tidak antusias, hanya sedikit orang saja yang mau mencoba budi daya shitake. Pemerintah desa pun kemudian bergerak mempromosikan budi daya shitake, memperkenalkan teknologinya, melakukan pelatihan konsep pengemasan dan promosi yang baik melalui berbagai media massa. Upaya itu membuahkan hasil. Permintaan pasar akan jamur shitake meningkat pesat dan bahkan terjadi fanastisme konsumen. Harga jamur shitake yang dihasilkan desa Oyama pun terus meningkat sehingga akhirnya semua warga desa bersemangat untuk ikut usaha budi daya shitake.
Usaha budi daya shitake langsung meningkatkan pendapatan para petani Oyama secara signifikan sehingga produksi mereka sampai menguasai 28 persen pangsa pasar domestik. Keberhasilan budi daya jamur Shitake di Oyama merupakan bukti keberhasilan gerakan One Village One Product (OVOP) dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus memajukan dan mensejahterakan sebuah desa yang sebelumnya miskin.
Di desa-desa Indonesia pun ada banyak tanaman yang bisa berpotensi seperti jamur shitake di Oyama yang memang kaya protein untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Selain juga asam amino yang di butuhkan tubuh seperti thiamin, riboflavin dan niachin serta mengandung enzim dan beberapa jenis serat. Kesuksesan desa Oyama menerapkan konsep OVOP sepertinya bisa menjadi contoh bagaimana memajukan desa yang sebelumnya miskin atau tertinggal. (FRG)